Wartawan Ukan Setiyawan
SUKABUMI. Pegawai perusahaan swasta asal Kampung Gunungkarang RT 003 RW 011 Kelurahan Limusnunggal, Kecamatan Cibeureum, Kota Sukabumi mengalami kesialan sehabis WFH (work form home) di daerah Bandung. Rizlan Yasir (32), nama pegawai tersebut kehilangan sepeda motor merek Kawasaki jenis KLX 150D bikinan tahun 2014 bernopol F 4280 TF.
“Sampai sekarang kasus pencurian sepeda motor milik saya masih dalam penyelidikan jajaran kepolisian,” kata Rizlan kepada wartawan, Sabtu (6/2/2021).
Pencurian sepeda motor miliknya, ujar dia, terjadi pada Senin, 1 Februari 2021. Saat itu dia sedang melaksanakan tugas kantor secara WFH di tempat kosnya di Terusan Jalan Sersan Bajuri Nomor 43A RT 01 RW 08 Kelurahan Isola, Kecamatan Sukasari, Kota Bandung. Lokasinya persis di bawah Hotel Balebat 2.
Menjelang pukul 24.00 WIB, Rizlan istriarah untuk makan malam. Dia sempat membeli nasi di warung yang jaraknya sekitar 300 meter. Ketika itu sepeda motor miliknya masih ada terparkir dengan sepeda motor milik rekan-rekan satu pekerjaan. Lalu dia pun makan nasi di tempat kos.
Pada waktu bersamaan di kamar sebelah ada dua rekannya juga sedang WFH. Bedanya Rizlan bekerja sampai pukul 03.00 WIB, sedangkan dua rekannya sampai pukul 05.30 WIB. Sekitar pukul 03.00 WIB, Rizlan pamit kepada dua rekannya untuk tidur.
“Sebelum tidur, saya sempat mengecek tempat parkir. Sepeda motor saya masih ada di tempatnya,” ujar dia.
Tapi ketika dua temannya saya selesai bekerja, mereka kaget setelah melihat satu sepeda motor yang diparkir di depan tempat kos hilang. Yang hilang itu motor Rizlan. Mereka langsung membangunkan Rizlan untuk memberitahukan sepeda motornya yang hilang dari tempat parkir.
“Asalnya mereka mengira saya pergi keluar dan tidak kembali ke tempat kos. Namun ketika mendengar saya batuk, mereka baru sadar saya ada di tempat kos tapi motor saya tidak ada,” tutur Rizlan.
Setelah dibangunkan, Rizlan dalam keadaan baru bangun tidur langsung mengecek ke tempat parkir. Benar saja, sepeda motornya hilang. Rizlan langsung lemas karena merasa sedih. (*)
