Bapera Pertanyakan Pola Penyaluran BPNT di Desa Langensari

oleh -
oleh
Ketua Bapera Desa Langensari, Dedi Junaedi (paling kiri) bersama rekan-rekannya mendiskusikan berbagai permasalahan yang terjadi di desanya.
banner 720x90

Wartawan Tim Bharindo

SUKABUMI. Barisan Pemuda Nusantara (Bapera) Desa Langensari, Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi mempertanyakan pola penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di desa tersebut.

banner 720x90

Pasalnya, berdasarkan hasil penelusuran tim Bapera di lapangan, bantuan sosial yang sampai ke tangan penerima manfaat, jumlahnya sudah berkurang dari yang seharusnya. Ini terjadi pada kebutuhan pokok jenis beras dan telur.

“Kami menemukan di lapangan, dari satu kilogram daging, warga hanya mendapatkan 0,8 kilogram. Itu dari satu orang penerima. Coba kalikan jumlah itu dengan jumlah penerima manfaat seluruhnya,” kata Ketua Bapera Desa Langensari, Dedi Junaedi kepada wartawan, Sabtu (18/9/2021).

Belum lagi untuk jenis bahan sembako lainnya. Untuk beras warga diberi barang yang harganya lebih murah. Sementara untuk telur saat diterima oleh warga, jumlahnya berkurang. Jika ditelusuri lebih jauh, boleh jadi masih ada sembako yang disunat oleh oknum tertentu.

“Jika ditemukan indikasi adanya pelanggaran hukum, saya setuju pelaku diproses secara hukum,” tandas Dedi.

Sementara itu pemilik E-warong Adi menuturkan,  atas kejadian ini Muspika Parungkuda harus segera turun tangan untuk menyelesaikan masalah ini sebelum kasus ini semakin membesar. Menurut Adi, pengurangan terjadi karena adanya permintaan jatah dari oknum pejabat terentu.

banner 720x90

Adanya pengurangan, ujar dia, dapat merugikan penerima bantuan dan tuduhan yang tidak baik kepada pengelola E-warong. (*)

E-warong milik Yadi yang menyalurkan sembako kepada penerima manfaat program BPNT.  

No More Posts Available.

No more pages to load.