Kandidat Vaksin Covid-19 Buatan Indonesia akan Segera Diproses Pembuatannya

oleh -
oleh
Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19 Kementerian Riset dan Teknologi, Prof. Dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc., Ph.D. (kanan) pada dialog produktif yang digelar KPCPEN.
banner 720x90

Wartawan Dudi Surahman

JAKARTA. Indonesia tidak hanya menunggu impor bahan baku maupun vaksin jadi dari luar negeri. Bangsa Indonesia juga mampu dan berupaya melakukan riset Vaksin Merah Putih yang merupakan vaksin Covid-19 buatan anak bangsa. Selama ini penelitian yang mengarah pada pembuatan vaksin tersebut telah mengalami berbagai kemajuan.

banner 720x90

Hal itu dikatakan Prof. Dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc., Ph.D., Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19 Kementerian Riset dan Teknologi pada Dialog Produktif bertema “Vaksinasi Kian Meniti, Indonesia Bebas Pandemi” yang diselenggarakan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Selasa (9/2/2021).

Lembaga penelitian dan universitas yang turut melakukan penelitian telah menunjukkan kemajuan dalam penemuan kandidat Vaksin Merah Putih, ujar Prof. Ali. Beberapa pusat penelitian di Lembaga Eijkman, ITB, UI, dan Unair ikut terlibat di dalam penelitian tersebut.

“Perkembangannya sampai saat ini sesuai target. Pada bulan Maret atau paling lambat bulan April 2021 kandidat vaksin akan diserahkan kepada PT. Bio Farma untuk diuji pada tahap selanjutnya,” ujar dia.

Proses selanjutnya yang harus dilakuan adalah tahap-tahapan untuk menguji keamanan dan khasiat vaksin.

“Nanti dilakukan uji pra klinik dengan hewan percobaan, lalu uji klinik I, II, dan III. Semua uji klinik itu harus ditempuh. Setelah itu mengurus untuk mendapatkan izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan,” terang Prof. Ali Ghufron.

banner 720x90

Selanjutnya dia menambahkan konteks pentingnya Vaksin Merah Putih bagi kemandirian bangsa. Indonesia adalah negara yang besar, jadi kemandirian bangsa ini sangat penting untuk kepentingan ekonomi ke depan.

“Tidak hanya vaksin bahkan segala peralatan kesehatan ke depannya kita harus bisa mandiri,” ujar Prof. Ali. 

Untuk diingat juga bahwa vaksinasi bukan satu-satunya cara untuk terbebas dari pandemi COVID-19, lanjut dia. Masyarakat juga harus tetap melaksanakan 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak) dan 3T (testing, tracing, dan treatment). 

“Tentu dengan vaksin kita berharap terbentuknya kekebalan kelompok sebagai upaya mencegah tertular COVID-19,” tutur dia.

Pada dialog itu, Juru Bicara Vaksinasi Bio Farma, Bambang Heriyanto menjelaskan kesiapan PT. Bio Farma dalam melakukan proses selanjutnya. Kompetensi Bio Farma, ujar Bambang, telah sampai pada tahap memproduksi vaksin berbasis inactivated virus, juga membuat vaksin berbasis recombinant.

“Terkait Vaksin Merah Putih, saat ini Bio Farma sudah bisa memproduksi sendiri vaksin hepatitis B berbasis recombinant yang tentu tidak jauh juga teknologi dan fasilitasnya dengan dengan vaksin COVID-19 berbasis recombinant,” jelas dia. (*)    

No More Posts Available.

No more pages to load.