Bharindojabar – Bunda PAUD Kota Sukabumi, Ranty Rachmatilah bersama Kia Florita, menegaskan dukungan penuh terhadap penerapan kebijakan wajib belajar 1 tahun prasekolah sebagai langkah strategis untuk meningkatkan Angka Partisipasi Sekolah (APS) anak usia dini di Jawa Barat.
Pernyataan tersebut disampaikan saat keduanya menghadiri kegiatan Advokasi Arah dan Kebijakan Wajib Belajar 1 Tahun Prasekolah yang diselenggarakan Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Provinsi Jawa Barat pada Selasa (26/8/2025), bertempat di Kampus Jayagiri, Lembang, Kabupaten Bandung Barat.
Kegiatan ini menjadi forum strategis bagi para Bunda PAUD untuk memperkuat pemahaman, kesadaran, dan komitmen dalam mengawal kebijakan wajib belajar yang kini menambahkan satu tahun masa pendidikan di tingkat prasekolah, sehingga total masa belajar anak menjadi 13 tahun.
Ranty menekankan bahwa pendidikan usia dini memiliki peran penting karena usia 0–6 tahun adalah masa emas perkembangan anak, yang sangat menentukan kualitas sumber daya manusia di masa depan.
Mereka mengajak seluruh pihak, baik pemerintah, masyarakat, maupun tenaga pendidik PAUD, untuk berkolaborasi dalam memberikan pendidikan yang berkualitas sejak dini.
Sementara itu, Kia menyoroti tantangan era digital yang membuat anak-anak rentan menghabiskan waktu dengan gawai tanpa pendampingan, sehingga pendidikan prasekolah diharapkan dapat menjadi solusi dengan memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan, nutrisi yang tepat, dan pembinaan karakter sejak dini.
Kami berharap Kota Sukabumi dapat menerapkan kebijakan wajib belajar 1 tahun prasekolah secara menyeluruh agar seluruh anak memiliki akses pendidikan yang layak, sehat, dan membahagiakan,” ujar Ranty dan Kia.
Kegiatan advokasi ini juga menjadi momentum untuk menyusun rencana aksi dan memperkuat sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam memperluas akses PAUD berkualitas.
Dengan dukungan kebijakan ini, Jawa Barat, termasuk Kota Sukabumi, diharapkan mampu meningkatkan angka partisipasi pendidikan anak usia dini secara signifikan, sekaligus mempersiapkan generasi yang lebih siap menghadapi tantangan masa depan.
***
