Wartawan Heri Setiawan
SUKABUMI, bharindojabar.com. – Cara memperingati hari Sumpah Pemuda ala Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Dampit Peduli Lingkungan Jurang Rimba Gunung (Dampal Jurig) Jabar ini patut ditiru. Para aktifis LSM itu berkolaborasi dengan Gerakan Milenial Sukabumi (GMS) bergerak senyap ke Kampung Cigulusur, Desa Margaluyu, Kecamatan Purabaya, Kabupaten Sukabumi di tengah guyuran hujan pada Rabu malam, 27 Oktober 2021.
Mereka tak bertangan kosong datang ke kampung itu. Sejumlah paket bantuan yang terdiri dari mie instan, telur ayam, terigu, kopi, gula, energen, biskuit, dan masker menjadi buah tangan yang dibagikan kepada puluhan warga Kampung Cigulusur yang menjadi korban pergerakan tanah.
Ketua LSM Dampal Jurig Jabar Irvan Azis mengungkapkan aksi sosial ini sebagai bentuk empati kepada para korban yang harus mengungsi karena rumahnya terancam roboh. Irvan berharap bantuan kecil yang diberikan bisa bermanfaat dan meringankan beban para korban.
“Langkah kecil yang kami lakukan ini dalam rangka menumbuhkan rasa kepekaan sosial terhadap sesama,” jelas Irvan.
Dampal jurig memberikan bantuan kepada para korban bencana banjir di Kecamatan Tegalbuleud.

Hal senada diungkapkan pendiri GMS Fikri Abdul Aziz. Menurutnya kegiatan sosial semacam ini akan terus dilakukan secara berkelanjutan dengan berkolaborasi dengan siapa pun yang memiliki misi sosial kemanusiaan.
“Melalui kegiatan semacam ini akan tumbuh rasa solidaritas dan kepekaaan sosial terhadap sesama,” kata Fikri.
Di tempat terpisah Camat Purabaya Mulyadi mengapresiasi kepedulian yang telah ditunjukkan para aktivis LSM Dampal Jurig dan GMS dalam membantu warganya.
”Saya bangga dengan kepedulian para aktivis LSM Dampal Jurig dan GMS dalam membantu warga kami yang menjadi korban pergerakan tanah. Semoga kepedulian mereka menjadi motivasi bagi komunitas lainnya untuk melakukan hal yang sama,” ungkap camat.
Petaka yang menimpa puluhan warga RT 01, RW 01, Desa Margaluyu, Kecamatan Purabaya sendiri pertama kali muncul pada Kamis, 21 Oktober 2021. Retakan tanah itu terus meluas seiring turunnya hujan deras. Sebanyak 25 kepala keluarga menjadi korban bencana tersebut. Mereka terpaksa harus meninggalkan rumahnya dan mengungsi ke tempat aman. (*)