Wartawan Tim Bharindo
SUKABUMI, bharindojabar.com. – Pembangunan saluran irigasi di daerah irigasi Sungai Cimandiri di wilayah Kota Sukabumi diduga menggunakan bahan-bahan yang tidak sesuai dengan spesifikasi dari pemerintah. Selain itu pada proyek besar ini ditemukan adanya pembuatan adukan semen dan pasir yang kurang tercampur dengan sempurna.
Salah seorang warga yang tinggal di dekat lokasi proyek menyatakan, pemasangan batu dengan adukan keropos dapat mengurangi ketahanan dan kekuatan tembok irigasi.
“Batu harus dipasang dengan adukan yang tercampur dengan sempurna. Seharusnya pemborong menggunakan adukan yang bagus,” kata warga tersebut kepada wartawan, Kamis (30/9/2021).
Berdasarkan investigasi di kapangan, batu-batu itu tidak menyatu dengan satu dengan yang lain. Penyebabnya adukan semen dan pasir yang digunakan tidak tercampur dengan baik. Proses pembuatan adukan pasir dan semen dilakukan secara manual dengan cangkul. Seharusnya untuk proyek sebesar itu, pembuatan adukan menggunakan mesin molen agar pencampurannya optimal dan sempurna.
“Sekilas juga dapat terlihat, batu dan adukan semen dan pasir kurang menyatu dengan kokoh. Mungkin pemakaian semen tidak maksimal,” tuturnya.
Dia juga menemukan di beberapa bagian tembok irigasi yang kedalamannya cuma 20 cm. Ditambah dengan tinggi tembok ke atas, tinggi keseluruhan tembok hanyalah 150 cm.
“Apalagi suling-suling buat serapan air tidak dipasang sama sekali,” tambahnya.
Proyek pembuatan irigasi itu dikerjakan oleh CV HPS dengan anggaran sebesar Rp2.137.000.000. Pembuatan irigasi ini berasal dari Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Provinsi Jawa Barat yang ditangani oleh UPTD PSDA Wilayah Sungai Cisadea-Cobareno. (*)