Wartawan Budiman
MATARAM. Berlaku jujur selama tahapan seleksi menjadi syarat yang harus dipenuhi calon anggota Polri. Tak hanya mereka, orang tua, panitia, dan pengawas perekrutan anggota Polri pun harus memiliki sikap yang sama.
Terkait dengan hal itu, perwakilan para calon anggota Polri (calon taruna Akpol, Bintara, dan Tamtama), orang tua, panitia, dan pengawas perekrutan anggota Polri melakukan penandatangan pakta integritas dan pengambilan sumpah seleksi Penerimaan Terpadu Anggota Polri T.A 2021 Polda NTB di lapangan Bhara Daksa Polda NTB, Mataram, Selasa (13/4/2021).
Penandatanganan pakta integritas itu dihadiri Wakapolda NTB, Irwasda, Karo SDM, dan dikuti Kapolres jajaran Polda NTB melalui aplikasi zoomeeting. Sementara untuk peserta lainnya mengikuti acara tersebut lewat IG, FB, dan Youtube.
“Penerimaan calon anggota Polri di Polda NTB harus dilaksanakan secara bersih, transparan, dan akuntabel,” kata Wakapolda NTB, Brigjen Pol Drs Asby Mahyuza.
Oleh karena itu, lanjut Wakapolda, penandatanganan pakta integritas dan pengambilan sumpah seleksi penerimaan terpadu anggota Polri T.A 2021 harus benar benar dilaksanakan.
“Semuanya diambil sumpah termasuk panitia dan orang tua agar penerimaan calon anggota Polri sesuai dengan prinsip ‘BETAH’ yaitu Bersih, Trasparan, Akuntabel dan Humanis,” tutur Brigjen Asby.
Sementara itu Karo SDM Polda NTB, Kombes Pol Satria Yusada mengatakan saat ini animo pelamar anggota Polri di NTB tahun 2021 sangat bagus, jumlahnya mencapai ribuan pelamar putra dan putri.
“Jumlah pelamar keseluruhan di NTB yang mendaftar melalui online mencapai 3.405 orang,” jelas Satria.
Para pelamar itu terdiri dari putra 3.031 orang dan wanita 374 orang. Dari 3.405 pelamar yang berhasil terverifikasi sebanyak 3.186 orang yang terdiri dari putra 2.851 dan wanita 335 orang. Sementara yang belum terverifikasi adalah 219 orang yang terdiri dari putra 180 orang dan wanita 39 orang.
“Mereka yang belum terverifikasi berarti belum punya kesempatan untuk mengikuti tes,” jelasnya.
Pendaftar yang belum terverifikasi, masih kata Kombes Satria, bukan karena pembatasan kuota pendaftar, tetapi lebih kepada persyaratan yang dimasukkan ke aplikasi tidak lengkap atau ada syarat lain yang tidak terpenuhi ,
“Jadi karena data persyaratan yang dimasukan ke aplikasi tidak lengkap atau tidak terpenuhi. Jadi data mereka tidak terverifikasi oleh sistem,” terangnya.
Dalam penerimaan anggota Polri sendiri, sekarang sudah mengalami kemajuan, semua serba online. Dulunya manual sekarang semuanya sudah menggunakan sistem komputerisasi yang terhubung langsung ke server di Mabes Polri.
“Semua data sudah terkoneksi ke server yang ada di Mabes. Misalnya untuk tes psikologi, soal dikirim dari Mabes lewat aplikasi dan jawabannya juga langsung terkirim ke Mabes melalui sistem, Dengan system seperti ini kesempatan berbuat curang sudah tidak ada,” tegasnya.
Kombes Satria mengingatkan semua peserta dan orang tua untuk tidak percaya kepada siapa saja yang menawarkan jasa lobi pada penerimaan anggota Polri.
“Tujuan penandatanganan pakta integritas ini untuk menghindari pihak-pihak yang memanfaatkan pendaftaran calon anggota Polri,” kata dia. (*)