Wartawan Dudi Surahman
Keluarga besar almarhum belum dapat menerima kematian Apri yang dianggapnya mencurigakan. Sampai penghujung tahun 2020, mereka masih tetap mempertanyakan dan menuntut kejelasan atas kematian Apri serta adanya campur tangan pihak berwajib untuk menangani kasus tersebut.
“Kami anggap kematian almarhum Kang Apri tidak wajar. Kami belum dapat menerima kematian beliau sebelum ada kejelasan tentang penyebabnya,” kata H. Setiawan dari pihak keluarga Apri kepada wartawan, Kamis (31/12/2020).
Almarhum Apri tinggal di Kampung Babakan Kondang RT 07 RW 01, Desa Hegarmanah, Kecamatan Takokak, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Dia meninggal dunia di tempat permainan kartu pada Jumat, 11 Desember 2020, tiga minggu yang lalu.
“Seharusnya sejak awal pihak berwajib melakukan mediasi kepada keluarga korban supaya kami tidak bertanya-tanya,” ujar Setiawan.
Menurut dia, dalam tragedi yang menimpa Apri terdapat banyak kejanggalan. Pertama mengenai waktu kematian. Pihak keluarga menerima informasi kematian Apri pukul setengah lima pagi. Berdasarkan informasi yang diterima keluarga, Apri meninggal dunia karena terjatuh.
Setelah menerima informasi, keluarga pun langsung meluncur ke lokasi. Di tempat permainan kartu, mereka bertanya kepada orang yang dianggap menjadi saksi kematian Apri.
“Namun menurut orang-orang sekitar, Kang Apri meninggal pukul 6 pagi. Padahal kami telah mendapat informasi pukul setengah lima. Informasinya simpang siur sehingga pihak keluarga merasa bingung,” tutur Setiawan.
Selanjutnya, pihak keluarga juga melihat kejanggalan lain. Jenazah Apri dalam posisi jongkok lalu jatuh ke atas karpet. Selain itu pada pelipis terdapat luka, hidungnya memar biru, dan bibirnya jontor. Melihat kondisi tersebut, sulit diterima informasi yang menyatakan Apri meninggal dunia karena terjatuh.
“Kami sama keluarga sangat kaget dan merasa heran, beliau bisa meninggal dunia secara mendadak karena jatuh. Sementara beliau tidak mempunyai riwayat penyakit jantung. Maka dari itu kami dan keluarga memohon kepada pihak berwajib untuk segera memberikan perhatian atau menangani meninggalnya kerabat kami sampai tuntas,” ujar Setiawan. (*)