Program Unggulan Lapas Warungkiara Kabupaten Sukabumi, Penggemukan Sapi di Blok Industri

oleh -
oleh
Gerbang masuk Blok Industri khusus penggemukan sapi di lapas warungkiara
Gerbang masuk Blok Industri khusus penggemukan sapi di lapas warungkiara
banner 720x90

Wartawan Tim Bharindo

SUKABUMI, Bharindojabar.com – Lapas Kls II B Warungkiara Kabupaten Sukabumi unggulkan Program Pemberdayaan Warga Binaan Pemasyarakatan yang unik dan inspiratif. Disamping mengajarkan pengetahuan keagamaan dan teknik reintegrasi masyarakat, juga memberikan program pelatihan usaha sekelas industri besar.

banner 720x90

Kalapas Warungkiara Ahmad Tohari melalui Ketua Tim Humasnya Hetti Ramdhani Lesmana mengatakan program ini bertujuan memberikan pengetahuan pengelolaan usaha penggemukan sapi kepada WBP yang terseleksi sesuai minat dan bakatnya.

“Diharapkan program ini akan berguna untuk masa depan WBP ketika kembali ke masyarakat. Mereka akan tahu peluang besar usaha halal dan menjanjikan secara ekonomi,” harap Ketua Tim Humas Lapas Warungkira itu.

Petugas Lapas Warungkiara yang memberikan bimbingan perawatan penggemukan sapi

Hetti juga menuturkan, Peternakan Sapi Lapas Warungkiara dibangun pada Tahun 2016. Diresmikan oleh Menteri Hukum Dan HAM RI, Yasonna H. Laoly. Peternakan ini mulai beroperasi pada Bulan Januari Tahun 2017 dengan jumlah sapi sebanyak 200 ekor jenis lokal dan impor, yaitu P.O dan Brahmancross (BX).

“Pada awalnya operasional peternakan ini dilaksanakan secara swakelola dengan pengelolaan mandiri oleh Lapas Warungkiara dibiayai APNBP dan dibantu teknisnya oleh Dinas Peternakan Kabupaten Sukabumi. Namun pada Bulan Agustus Tahun 2017 sapi APNBP dilelang dan dilanjutkan kerjasama dengan PT. Kariyana Gita Utama Cicurug Kabupaten Sukabumi,” tuturnya.

Salah satu kandang penggemukan sapi di blok industri lapas warungkiara

Lebih lanjut Hetti menambahkan, Sapi yang dititipkan oleh PT. Kariyana hingga saat ini berjumlah 400 ekor jenis impor Australia Brahmancross (BX). Sapi yang dikirim ke Lapas Warungkiara berusia 2 Tahun ke atas dengan bobot awal 350 kg dan siap dikirim kembali ke PT. Kariyana setelah proses penggemukan mencapai bobot 450 s.d. 500 kg.

banner 720x90

“Proses penggemukan sapi dilakukan selama 70 s.d. 90 hari. Sampai saat ini terhitung kurang lebih 5000 ekor sapi yang sudah dilakukan proses penggemukan di Peternakan Terpadu Lapas Warungkiara,” ungkap Hetti.

Selain itu, Pelaksanaan pemeliharaan sapi dilakukan oleh 27 orang Warga Binaan Pemasyarakatan yang sudah melalui proses seleksi pada Sidang TPP yang dilaksanakan oleh Tim Pengamat Pemasyarakatan Lapas Warungkiara. Mereka bertugas mencari rumput, memberi makan dan minum, membersihkan kandang dan menaburkan serbuk gergaji, demikian dikatakan Hetti.

Perawatan kesehatan khusus untuk sapi demi menjamin kualitas daging yang dihasilkan

“Perawatan/Pemeliharaan sapi dilakukan dengan cara memberikan pakan konsentrat (didatangkan langsung dari PT. Kariyana) sebanyak 7 persen dari bobot sapi/hari dan hijauan berupa rumput sebanyak 3 persen dari bobot sapi/hari. Pakan konsentrat dimaksud adalah berupa campuran onggok singkong, polar, buntil sawit dan kopi, premix vitamin sapi. Pemberian makan dilakukan pada pagi, siang dan malam hari, sedangkan pemberian minum dilakukan 24 jam pada bak penampungan air.

Selain pemberian makan dan minum juga dilakukan pembersihan kandang setiap pagi hari dan menaburkan serbuk gergaji untuk menjaga kelembaban kandang dan meminimalisir bau dari kotoran sapi,” paparnya.

Diketahui, penggemukan sapi bukan hanya pemberian pakan sapi, namun Kesehatan amat sangat diperhatikan, karena akan berimbas pada kualitas daging yang dihasilkan. Sebulan sekali sapi dikontrol kesehatannya oleh Dinas Peternakan Kabupaten Sukabumi dan oleh dokter hewan yang didatangkan oleh PT. Kariyana.

Manfaat yang dirasakan antara lain oleh WBP berupa premi dan ilmu tentang peternakan sebagai bekal saat mereka bebas nanti. Manfaat juga dirasakan oleh Pegawai Lapas Warungkiara yaitu berupa sektor usaha bagi Koperasi Konsumen Pegawai Lapas Warungkiara.

Kalapas Warungkiara lakukan saat monitoring kondisi blok industri

“Ada manfaat lain yang bisa menginspirasi, selain itu juga menambah kas negara dan menjaga kestabilan harga daging sapi di wilayah Sukabumi dan Bogor. Bahkan limbah kotoran sapi pun diolah sedemikian rupa menjadi pupuk kandang. Pupuk ini bisa digunakan untuk berbagai tanaman dengan brand L’Kiara yang sudah dipasarkan sekitar di wilayah Sukabumi dan Jakarta sejak Tahun 2019 dengan jumlah kurang lebih 300 ton.

Kendala yang dihadapi yaitu masih menumpuknya limbah kotoran sapi yang belum tertangani secara maksimal apalagi saat cuaca hujan yang menyulitkan pengolahan limbah tersebut. Selain itu juga kendala SDM WBP yang terbatas karena harus melalui proses seleksi yang ketat,” tutup Hetti.

(Korlip Sukabumi)

No More Posts Available.

No more pages to load.