Bersama KNPI, Pemdes Cibentang Ajak Warga Budidayakan Magot

oleh -
oleh
Kepala Desa Cibentang Firman Hilmasyah (kanan) bersama Ketua PK KNPI Gunungguruh Sayyid Agil dalam sosialisasi dan pelatihan budi daya magot.
banner 720x90

Wartawan Dudi Surahman

SUKABUMI, bharindojabar.com. –   Pemdes Cibentang, Kecamatan Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi mensosialisasikan budi daya  magot  jenis BSF disertai pelatihan di kantor desa setempat, Rabu (17/11/2021). Dalam kegiatan itu, Pemdes Cibentang bekerja sama dengan KNPI Kecamatan Gunungguruh.

banner 720x90

“Budi daya magot dapat mengurangi sampah organik serta meningkatkan  taraf hidup masyarakat,” kata Kepala Desa Cibentang, Firman Hilmasyah ditemui di tempat kegiatan sosialisasi.

Magot BSF adalah larva dari jenis lalat hitam yang tampilannya seperti tawon sebagai bahan tambahan pakan unggas atau ikan. Larva ini juga bisa dijadikan bahan kosmetika. Harga jualnya cukup tinggi, bisa mencapai antara Rp40 ribu hingga Rp100 ribu per kilogram untuk magot kering.

Pada sosialisasi dan pelatihan itu tampak hadir Ketua PK KNPI kecamatan Gunungguruh  Sayyid Agil. Tampil sebagai narasumber Solihin Bahri dari Inkubi Farm Desa Seuseupan. Jumlah peserta sosialisasi magot itu sebanyak 30 orang. Kegiatan tersebut dibiayai dengan Dana Desa tahap lll tahun 2021.

“Dari pelatihan ini, kami harapkan para peserta dapat menjadi pembudi daya magot sebagai usaha yang bisa menambah penghasilan tambahan untuk keluarga,” kata Firman. 

Nanti setelah selesai pelatihan, ujar kades, para peserta akan diberi alat dan bibit magot.  Mereka bisa langsung membuka tempat budi daya magot BSF sebagai lahan usaha.

banner 720x90
Masyarakat Desa Cibentang, Kecamatan Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi sangat antusias mengikuti pelatihan budi daya magot BSF.  

“Masyarakat tidak perlu lagi melakukan pengomposan  untuk sampah organik. Kasihkan saja sampah kepada magot nanti akan berubah menjadi bahan yang bernilai ekonomi. Di desa kami, potensi sampah organik cukup besar ditambah dengan jumlah penduduk yang cukup tinggi. Melalui budi daya magot, masyarakat dapat mengurangi sampah,” jelas Firman.

Dari informasi yang didapat dari berbagai sumber, hasil budi daya magot di Bogor bisa menembus pasar ekspor di Inggris. Di Tangerang juga demikian. Sementara di Bekasi, permintaan magot mencapai 50 ton per 1 minggu. Di Sukabumi, magot diserap untuk pakan lele sebanyak 10 ton.

Sementara pemateri Solihin Bahri menerangkan, magot  BSF bisa menekan biaya pakan hewan sebesar 70%. Adapun magot BSF kaya akan protein. Budi daya magot, jelas dia, dapat menguntungkan pembudi daya dan pengusaha peternakan dan perikanan. (*)

No More Posts Available.

No more pages to load.