
Wartawan Tim Bharindo
SUKABUMI. Sejumlah warga Desa Tanjungsari, Kecamatan Jampangtengah, Kabupaten Sukabumi mempertanyakan pemadatan jalan yang tidak optimal pada proyek pengaspalan ruas Jalan Leuwiliang- Bojongtipar. Mereka menduga terjadi pemadatan jalan yang kurang optimal. Warga paun melaporkan temuannya kepada Kepala Dusun Rawaseel, Desa Tanjungsari, Indra Herdiansyah.
“Kami menemukan sejumlah kejanggalan pada proyek pengaspalan jalan pada ruas Leuwiliang dan Bojongtipar. Salah satunya pemadatan yang kurang sempurna,” kata seorang warga Desa Tanjungsari kepada wartawan, Sabtu (3/9/2021).
Pemadatan yang tidak optimal itu, ujar dia, terutama sangat ketara pada bagian pinggir jalan. Sebagian dari lapisan aspal pada bagian pinggir jalan tampak lebih gembur atau tidak padat.
“Penyebabnya bagian pinggir itu tidak digilas dengan mesin penggilas jalan secara sempurna. Jadi kelihatannya lebih gembur dibandingkan dengan bagian tengah jalan,” kata warga tersebut.
Akibat dari lapisan yang gembur itu, aspal menjadi rontok. Bahkan bagian lapisan yang rontok itu bisa diambil dengan tangan dari bagian pinggir jalan.
Selain itu, warga juga menduga lebar jalan tidak sama. Pada bagian tertentu lebarnya 3 meter, tapi pada bagian lain hanya 2,5 meter. Hal ini pun ditanyakan kepada Kadus Indra, apakah tidak melanggar spek.
“Kami ingin kejanggalan-kejanggalan yang kami temukan ini segera diperbaiki. Sebab kami khawatir jalan ini tidak bisa bertahan lama,” ujarnya.
Proyek pengaslapan itu dikerjakan oleh kontraktor CV Rifas dengan anggaran sebesar Rp183.546.000. Dananya bersumber dari APBD Kabupaten Sukabumi tahun anggaran 2021 melalui Dinas Pekerjaan Umum. Nama kegiatannya lapis permukaan dengan latasir (lapis tipis aspal pasir) atau sand sheet kelas A. (*)

