
Wartawan Tim Bharindo
SUKABUMI. Warga pemanfaat Daerah Irigasi Desa Cibatu, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi kecewa kepada pihak pelaksana pembangunan. Pasalnya, pasir yang digunakan campuran semen untuk konstruksi bangunan bernilai lebih dari Rp185 juta itu tidak sesuai keinginan dan harapan warga.
Warga menginginkan pasir Jebrod karena sudah terbukti kualitasnya. Sementara pelaksana proyek pembagunan Daerah Irigasi Cibatu menggunakan pasir dari Karanggantung. Hal ini membuat warga kurang sreg dan kecewa karena kualitas pasir tersebut belum benar-benar teruji daya tahannya.
Pembangunan Irigasi Cibatu dibiayai oleh dana yang bersumber dari DPA SKPD Tahun Anggaran 2021. Penanggungjawabnya Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sukabumi.
“Kami hanya mempersoalkan material pasirnya saja. Karena sangat berpengaruh pada daya tahan fondasi dan struktur irigasi. Kalau hanya bertahan satu dua tahun buat apa? Sama saja dengan buang-buang anggaran. Lebih baik mahal sedikit tapi kualitas terjamin,” kata seorang warga kepada wartawan, Rabu (25/8/2021).
Penolakan dan keberatan warga cukup beralasan. Sebab fungsi Irigasi Cibatu begitu penting untuk mengairi puluhan hektare sawah dan kebun warga. Jika dibangun tanpa memperhatikan kualitasnya, hal itu bisa menghambat dan mengganggu pasokan air.
Kalau pasokan air terganggu, maka akan mengurangi produktivitas hasil pertanian, khususnya padi. (*)

