Sopir Truk Korban Penganiayaan Laporkan Pelaku ke Polres Sukabumi

oleh -
oleh
Yulianto, sopir truk yang menjadi korban pengeroyokan pemuda berandalan di Desa Bantarsari, Kecamatan Lengkong setelah menyampaikan laporan ke Mapolres Sukabumi.
banner 720x90

Wartawan Dudi Surahman

SUKABUMI. Sopir truk yang menjadi korban penganiayaan sembilan orang pemuda di sebuah warung kopi resmi membuat laporan polisi. Dia memegang Surat Tanda Bukti Laporan Nomor 692/VIII/2021/ SPKT/Poles Sukabumi yang menjadi bukti serius, jika korban benar-benar telah bulat hati untuk memperkarakan pelaku secara hukum. Laporan diterima oleh Kepala Jaga SPKT III, Bripka A. Wibowo.

banner 720x90

Saat pelaporan polisi dibuat, korban didampingi oleh sejumlah komunitas sopir truk yang ikut berempati kepada korban. Komunitas sopir yang ikut mendampingi antara lain PDSI, RST, Bandit, IDBASTER, SSTI, SDR, dan KDSPT.

“Saya bersama rekan-rekan seperjuangan telah melaporkan para pelaku ke Polres Sukabumi. Perbuatan yang mereka lakukan sudah keterlaluan. Laporan ini untuk memberikan efek jera terhadap para pelaku. Kami berharap mereka mendapat hukuman yang setimpal,” kata korban bernama Yulianto di Mapolres Sukabumi,  Senin (9/8/2021) malam.

Saat kejadian, Yulianto tengah beristirahat di sebuah warung kopi di Kampung Sadang Desa Bantarsari, Kecamatan Lengkong, Kabupaten Sukabumi, Minggu (8/8/2021) sekitar pukul 18.30 WIB. Ketika itu dia bersama anaknya Perdianto yang bertindak selaku kernet akan menangkut singkong.

Tak berselang lama, datang sembilan orang yang mengendarai empat unit sepeda motor. Mereka datang sambil menegur korban karena dianggap tidak sopan dan tidak minta izin kepada mereka. Belum sempat korban menjelaskan, beberapa orang dari pelaku melayangkan pukulan ke arah wajah korban. Sontak korban merasa ketakutan atas aksi brutal para pelaku.

“Waktu itu  saya dan anak saya lagi istirahat sambil ngopi di sebuah warung. Tiba- tiba mereka datang sambil marah-marah dan menegur kami. Mereka mengatakan, kami itu tidak sopan dan tidak minta izin sama mereka. Belum sempat menjelaskan, kami langsung dipukuli secara membabi buta. Bekas pukulannya masih terasa sakit sampai sekarang,” kata Yulianto.

banner 720x90

Peristiwa pengeroyokan tersebut tidak berhenti di situ. Korban dipaksa untuk segera meninggalkan termpat itu. Para pelaku mengancam, jika tidak cepat pergi, mobil korban akan dibakar. Karena ketakutan, korban tak berpikir panjang dan meninggalkan lokasi kejadian itu sambil menahan rasa sakit akibat kekejaman para pelaku.

Tiba di Sukabumi dia melaporkan kejadian yang menimpanya kepada Koordinator Komunitas sopir Truk Supriadi. Yulianto juga berobat di RSUD Sekarwangi. Dia bersama sejumlah komunitas sopir truk langsung melaporkan penganiayaan yang menimpanya ke Polres Sukabumi. (*)

No More Posts Available.

No more pages to load.