Wartawan Dudi Surahman
Memegang teguh perbuatan hak hingga malaikat pencabut nyawa menjemput akan menempatkan manusia pada maqom tertinggi yang dijanjikan Allah yakni surga. Karena dengan menjalankan kebenaran yang didasari keimanan dan ketakwaan maka segala bentuk kebatilan akan lenyap.
وَقُلْ جَاءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ إِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوقًا
Waqul jaa-al haq wajahaqal baatil innal baatila katana zahuuqaa
Artinya: dan Katakanlah: “Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap”. Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap. (QS.al-Isra’ :81)
Demikian disampaikan oleh Pelindung dan Editor Senior Bharindo, Kombes Pol (P) Drs. H. John Hendri, S.H., M.H. melalui aplikasi pesan singkat WhatsApp, Senin (5/7/2021).
Dalam menjalankan amar ma’ruf dan nahyi munkar ujarnya, umat Islam harus ditopang dua fondasi kokoh dalam menjalankan syariat yaitu arkanul iman dan arkanul Islam. Sebab dengan menjalankan perbuatan hak dengan penuh keikhlasan, umat Islam akan merasakan kelezatan di dalamnya.
Nikmat dari Allah SWT adalah nyata dan bukan sesuatu yang semu, lanjutnya. Jadi apapun jenis dan bentuknya merupakan anugrah yang harus disyukuri dan jangan sekali-kali kita kufur atasnya.
فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبان
Fabiayyi aalaai robbikumaa tukazzibaani
“Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustakan?” (QS Ar-Rahman: 13).
Jenis-jenis kenikmatan itu, ujarnya, terdiri dari 4 jenis yaitu nikmat yang terbesar iman dan Islam, nikmat kesehatan, nikmat hidup, dan nikmat saat menjelang kematian. Nikmat kematian yang dimaksud lanjut dia adalah sikapi dengan kecerdasan yang berakhir dengan kesuksesan.
“Seorang muslim yang cerdas senantiasa selalu memikirkan dan merisaukan bekal menghadapi kematian. Sementara muslim yang sukses adalah seseorang yang mampu mengucapkan kalimat tauhid ” Lailaaha illallah” saat nyawa sudah berada di rongga tenggorokannya,” ungkapnya. (*)